Potensi Tantangan yang Dihadapi BRICS
Meskipun inisiatif ini dapat membawa keuntungan bagi negara-negara BRICS, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah resistensi dari negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, yang memiliki kepentingan besar dalam mempertahankan dominasi dolar AS di pasar global. Negara-negara BRICS juga harus mengatasi masalah koordinasi antar negara anggota, mengingat perbedaan kebijakan ekonomi dan kepentingan nasional yang ada di dalam kelompok ini.
Resistensi Global
Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya diperkirakan akan menentang langkah-langkah ini, karena langkah-langkah tersebut dapat mengurangi pengaruh mereka dalam perekonomian global. Selain itu, AS juga dapat memberlakukan kebijakan yang lebih ketat terhadap negara-negara yang memilih untuk mengurangi ketergantungan pada dolar, seperti sanksi ekonomi dan hambatan perdagangan.
Baca juga: Kanada Siap Mengakui Negara Palestina Secara Resmi di Perserikatan Bangsa-Bangsa
Integrasi Sistem Pembayaran
Integrasi sistem pembayaran alternatif di antara negara-negara BRICS juga menghadapi hambatan teknis dan regulasi. Untuk menggantikan sistem SWIFT yang dikuasai oleh AS, negara-negara BRICS harus membangun infrastruktur teknologi yang aman, efisien, dan dapat diterima secara internasional. Proses ini memerlukan waktu dan investasi besar, dan tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat.
Kesimpulan
Pengumuman China bahwa BRICS akan segera mengambil langkah untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS menandai perubahan besar dalam ekonomi global. Langkah ini dapat mengurangi risiko ketidakstabilan yang dihadapi oleh negara-negara yang bergantung pada dolar AS, sekaligus memberikan peluang bagi negara-negara BRICS untuk memperkuat posisi mereka di pasar global. Namun, tantangan besar tetap ada, dan keberhasilan inisiatif ini akan sangat bergantung pada koordinasi antar negara anggota dan respons dari kekuatan besar dunia.