Iran Perbarui Sistem Pertahanan Udara yang Rusak Akibat Serangan Israel

Ilustrasi Peta Iran dan Israel


Iran mulai mengganti dan memperkuat sistem pertahanan udara nasionalnya setelah mengalami kerusakan besar akibat serangan udara Israel dalam beberapa bulan terakhir. Beberapa situs militer di wilayah barat Iran dilaporkan mengalami kehancuran, termasuk radar utama dan peluncur rudal permukaan-ke-udara (SAM).

Menurut laporan dari kantor berita resmi Iran, IRNA, militer telah memulai proses pemasangan sistem baru yang disebut lebih canggih dan tahan terhadap serangan elektronik. Proyek ini dipimpin oleh Komando Pertahanan Udara Khatam al-Anbiya, yang bertanggung jawab atas perlindungan wilayah udara Iran.

Rusia dan China Diduga Terlibat dalam Penggantian Sistem

Meski pemerintah Iran tidak mengonfirmasi keterlibatan asing, sejumlah sumber intelijen menyebut bahwa komponen radar dan peluncur rudal baru berasal dari mitra strategis Iran, yaitu Rusia dan China. Sistem tersebut mencakup radar berbasis AESA dan rudal jarak menengah yang dirancang untuk menghadapi ancaman drone dan rudal balistik.

Sebelumnya, beberapa sistem pertahanan buatan dalam negeri Iran seperti Bavar-373 dan Khordad-15 dilaporkan mengalami kerusakan setelah gelombang serangan presisi Israel menghantam pangkalan udara di Isfahan dan Tabriz.

Peningkatan Ancaman Israel Mendorong Peremajaan Sistem

Militer Iran menyatakan bahwa langkah ini merupakan bagian dari peremajaan alutsista setelah Israel terus melakukan operasi udara secara diam-diam terhadap infrastruktur militer Iran. "Kami tidak akan membiarkan langit Iran terbuka bagi musuh," ujar Brigadir Jenderal Ali Reza Sabahi, juru bicara komando pertahanan.

Sebagian besar kerusakan terjadi dalam serangkaian operasi udara Israel di luar perbatasan resminya, termasuk serangan terhadap depot amunisi dan jaringan radar di kawasan barat daya Iran.

Sistem Baru Diuji di Tengah Ketegangan Regional

Iran juga menggelar latihan militer untuk menguji sistem baru tersebut, termasuk simulasi serangan rudal dan gangguan sinyal elektronik. Latihan ini dilaporkan mencakup beberapa wilayah strategis yang dekat dengan Teluk Persia dan kawasan perbatasan Irak.

Analis pertahanan menyebut bahwa meskipun Iran telah meningkatkan kemampuan teknologi, keberhasilan sistem baru masih harus dibuktikan dalam kondisi tempur yang sebenarnya.

Reaksi Internasional

Beberapa negara Teluk, termasuk Arab Saudi dan UEA, menyatakan keprihatinan atas meningkatnya militerisasi di kawasan tersebut. Amerika Serikat, yang merupakan sekutu utama Israel, memperingatkan bahwa peningkatan kapasitas militer Iran bisa memperkeruh upaya perdamaian regional.

Sementara itu, Rusia dan China belum memberikan tanggapan resmi, meskipun hubungan teknis militer antara ketiganya semakin erat sejak diberlakukannya sanksi barat atas Iran.

Penutup

Perombakan sistem pertahanan udara Iran menandai babak baru dalam konflik terbuka yang makin membara antara Teheran dan Tel Aviv. Dengan semakin modernnya senjata di kedua belah pihak, risiko eskalasi konflik menjadi semakin tinggi di kawasan yang sudah lama tidak stabil.


Ikuti terus pembaruan konflik Timur Tengah hanya di Garis Satu — informasi terpercaya dari sumber langsung.

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال