BSSN Ingatkan Masyarakat soal Serangan Siber: Akun Bank hingga WhatsApp Bisa Jadi Target

Ilustrasi Data Terbobol. Sumber Foto (Pixabay) 

Garissatu – Ancaman kejahatan siber di Indonesia semakin nyata. Baru-baru ini, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengeluarkan peringatan serius kepada publik mengenai meningkatnya kasus peretasan dan penyalahgunaan data pribadi yang menyasar layanan digital penting, termasuk akun bank dan aplikasi perpesanan seperti WhatsApp.

Dalam keterangan resmi, BSSN menyebut bahwa tingkat kerentanan masyarakat terhadap serangan digital mengalami peningkatan drastis selama enam bulan terakhir. Serangan tidak hanya ditujukan kepada institusi besar, tapi juga menargetkan individu biasa yang aktif menggunakan layanan digital sehari-hari.

Meningkatnya Intensitas Serangan Siber

Menurut BSSN, tren serangan siber pada 2025 menunjukkan peningkatan signifikan dari tahun-tahun sebelumnya. Berbagai metode serangan seperti phishing, malware, social engineering, dan bahkan SIM swap kini makin sering digunakan oleh pelaku untuk mendapatkan akses ke akun penting milik masyarakat.

Dalam laporan kuartal II 2025, BSSN mencatat lebih dari 37 juta anomali trafik digital yang terdeteksi sebagai potensi ancaman siber. Dari jumlah tersebut, lebih dari 12 juta diarahkan ke sektor perbankan dan aplikasi komunikasi, dengan WhatsApp berada di posisi teratas sebagai target serangan berbasis mobile.

Baca Juga: Islam Makhachev Siap Tantang Topuria Jika Kalahkan Maddalena

Akun Bank Jadi Sasaran Favorit

Salah satu target utama dari pelaku kejahatan siber adalah akun bank digital milik masyarakat. Dengan maraknya penggunaan mobile banking dan transaksi tanpa uang tunai, data rekening serta informasi kredensial menjadi aset yang sangat berharga.

Modus yang digunakan antara lain:

  • Phishing link palsu yang mengarahkan korban ke halaman login tiruan

  • Aplikasi palsu yang meniru tampilan bank resmi

  • Pencurian OTP (One-Time Password) lewat manipulasi sosial atau SIM swap

Dalam banyak kasus, korban tidak menyadari bahwa datanya telah dicuri hingga saldo rekeningnya habis digunakan oleh pelaku.

WhatsApp Tidak Aman? BSSN Ungkap Potensi Serangan

Selain akun bank, aplikasi WhatsApp juga menjadi ladang subur bagi para peretas. Dengan lebih dari 120 juta pengguna aktif di Indonesia, WhatsApp menjadi target empuk untuk berbagai jenis serangan.

Modus serangan terhadap WhatsApp yang umum terjadi antara lain:

Pengambilalihan akun lewat pencurian kode verifikasi

- Link jebakan yang berisi malware

- Penipuan berkedok verifikasi akun resmi

- Deepfake audio/video untuk menyaru sebagai kerabat

BSSN menegaskan bahwa pengguna harus lebih waspada terhadap permintaan verifikasi kode enam digit yang datang tiba-tiba, karena itu bisa menjadi upaya pengambilalihan akun secara paksa.

Kronologi Serangan WhatsApp Paling Umum

Berikut adalah ilustrasi kronologi serangan terhadap akun WhatsApp yang sering terjadi:

  1. Pelaku mengirim pesan singkat acak kepada korban, disertai tautan atau kode verifikasi.

  2. Korban tidak sadar dan membagikan kode yang diterima melalui SMS.

  3. Setelah pelaku berhasil masuk, akun korban langsung keluar dari perangkat aslinya.

  4. Akun WhatsApp yang telah dibajak digunakan untuk meminta uang dari kontak-kontak korban.

Banyak pengguna baru menyadari pembajakan setelah kerabat atau teman menghubungi dan menyebut telah mengirim sejumlah uang.

Serangan Siber: Tidak Kenal Status Sosial

Menurut Kepala BSSN, Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian, serangan siber tidak memandang usia, status sosial, atau tingkat pendidikan.

"Targetnya bisa siapa saja. Bahkan orang awam yang aktif di media sosial atau menggunakan layanan keuangan digital sangat rawan menjadi korban. Kuncinya adalah kesadaran dan kehati-hatian," jelasnya.

 

Rekomendasi BSSN untuk Masyarakat

Untuk melindungi diri dari ancaman siber yang semakin kompleks, BSSN memberikan beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan masyarakat:

1. Aktifkan Verifikasi Dua Langkah (2FA)

Gunakan fitur otentikasi dua langkah untuk semua aplikasi penting, termasuk WhatsApp, email, dan akun bank.

2. Jangan Klik Tautan Asal-Asalan

Hindari membuka link mencurigakan, terutama yang dikirim oleh nomor tidak dikenal atau akun media sosial asing.

3. Selalu Perbarui Aplikasi & Sistem Operasi

Pembaruan rutin biasanya mencakup perbaikan celah keamanan. Jangan abaikan notifikasi update.

4. Gunakan Password yang Kuat dan Unik

Hindari penggunaan kata sandi yang mudah ditebak seperti tanggal lahir atau nama hewan peliharaan.

5. Jangan Bagikan OTP atau Kode Verifikasi kepada Siapa Pun

Bahkan jika permintaan datang dari kontak terpercaya, selalu konfirmasi ulang.

Dampak Serangan Siber terhadap Kehidupan Masyarakat

Kerugian akibat serangan siber tidak hanya bersifat finansial. Banyak korban mengalami gangguan psikologis, seperti kecemasan, ketakutan, dan trauma karena identitas digital mereka disalahgunakan.

Dalam beberapa kasus, peretasan akun menyebabkan konflik sosial, pencemaran nama baik, hingga kerugian bisnis bagi pelaku usaha kecil menengah yang mengandalkan platform digital.

Peran Keluarga dalam Pencegahan Siber

BSSN juga menekankan pentingnya edukasi di tingkat keluarga. Anak-anak dan orang tua lanjut usia adalah kelompok paling rentan karena kurangnya pemahaman teknologi.

Langkah yang bisa diambil keluarga:

  • Ajarkan anggota keluarga mengenali jenis-jenis penipuan online

  • Periksa keamanan akun keluarga secara berkala

  • Pasang batasan aplikasi dan filter keamanan untuk anak-anak

Pemerintah Siapkan Strategi Nasional Keamanan Siber

Sebagai bentuk keseriusan, pemerintah melalui BSSN juga tengah menyusun Strategi Nasional Keamanan Siber 2025–2030. Strategi ini mencakup:

  • Penguatan sistem pertahanan digital nasional

  • Edukasi keamanan digital secara masif

  • Pengembangan talenta siber lokal

  • Penindakan hukum terhadap pelaku kejahatan digital

Kolaborasi lintas sektor juga diperkuat, termasuk kerja sama dengan pihak swasta, perbankan, dan operator telekomunikasi.


Jenis Serangan Persentase (%) Target Utama
Phishing & Scam 42% Masyarakat umum
Malware & Spyware 27% Pengguna Android
Social Engineering 15% Pengguna WhatsApp
SIM Swap & OTP Theft 9% Nasabah bank digital
Hacking Email & Akun 7% Pegawai & pelajar


Peran Media dan Influencer dalam Sosialisasi

BSSN mengajak media, blogger, dan influencer digital untuk turut menyebarkan pesan kewaspadaan terhadap ancaman siber. Kampanye publik sangat dibutuhkan agar masyarakat sadar akan pentingnya menjaga identitas digital.

Blog seperti garissatu.com berperan besar dalam menyampaikan informasi yang edukatif dan mudah dipahami oleh pembaca umum. Penyebaran konten positif tentang tips keamanan digital bisa menjadi benteng pertahanan pertama.

Kesimpulan

Ancaman siber di Indonesia terus berkembang dan menjadi tantangan nyata di era digital. Akun bank, WhatsApp, email, dan platform sosial semuanya kini berada dalam risiko tinggi jika pengguna tidak waspada.

Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menegaskan bahwa kesadaran individu adalah kunci utama pertahanan digital. Pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha harus bekerja sama untuk membentuk ekosistem digital yang aman, tangguh, dan berdaya tahan.

Ingat, dalam dunia digital: klik yang salah bisa berujung pada kehilangan segalanya. Lindungi data, waspadai jebakan, dan edukasikan orang-orang terdekat Anda.

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال