Komandan Israel Sebut Serangan Iran Seperti Kiamat: Gedung Runtuh, IDF Siaga Perang

IDF Akui Serangan Iran Sanagat Menakutkan


Komandan senior militer Israel akhirnya angkat bicara tentang skala kehancuran akibat serangan Iran baru-baru ini. Dalam sebuah konferensi pers di Tel Aviv, Brigadir Jenderal Eliezer Toledano menyebut bahwa intensitas serangan itu menyerupai "kiamat dalam skala perkotaan". Ia menambahkan bahwa sebuah gedung 10 lantai di Haifa hancur total, mengakibatkan puluhan warga terluka dan membuat Israel berada dalam kondisi siaga militer tertinggi sejak Perang Enam Hari.

"Belum pernah kami menghadapi serangan sedemikian masif dari arah timur. Iran tidak hanya mengirim rudal balistik, tapi juga drone kamikaze dalam jumlah besar," ujar Toledano yang sebelumnya memimpin Divisi Gaza. Serangan itu terjadi hanya berselang beberapa hari setelah ketegangan meningkat di wilayah Laut Merah dan Lebanon.

Menurut laporan militer Israel, lebih dari 90 rudal dan 40 drone menghantam wilayah utara Israel dalam satu malam. Meskipun sistem pertahanan udara Iron Dome berhasil mencegat sebagian besar, kerusakan besar tetap tak terhindarkan. Salah satu apartemen di kota Kiryat Shmona terbakar hebat akibat pecahan rudal.

Iran: Balasan Atas Operasi Rahasia Mossad

Pemerintah Iran menyatakan serangan ini merupakan tanggapan atas operasi rahasia Mossad yang menewaskan tiga ilmuwan nuklir mereka bulan lalu di Teheran. Juru bicara militer Iran menyebutnya sebagai "peringatan pertama", dan tidak menutup kemungkinan aksi lanjutan akan dilakukan jika Israel tidak menghentikan agresi di kawasan.

"Ini bukan perang penuh, tetapi serangan pencegahan. Jika Israel mengulangi aksi penghilangan target kami di dalam negeri, kami akan membalas dengan kekuatan lebih besar," ujar Brigadir Jenderal Mohammad Reza Naqdi dari Pasukan Garda Revolusi Iran.

IDF Gelar Latihan Militer Darurat

Menanggapi ancaman ini, IDF langsung menggelar latihan militer besar-besaran di Dataran Tinggi Golan dan sekitar Yerusalem Timur. Jet tempur, tank, dan sistem artileri dikerahkan untuk simulasi perang perkotaan.

Pemerintah juga menginstruksikan warga sipil untuk tidak keluar rumah selama 48 jam ke depan. Sirene peringatan terus berbunyi di beberapa kota seperti Nahariya, Safed, dan bahkan Tel Aviv, menandakan kemungkinan serangan susulan dari Iran atau sekutu regionalnya.

Reaksi Dunia Internasional

Presiden Amerika Serikat dalam pernyataan resminya mengutuk serangan Iran dan menyatakan dukungan penuh kepada Israel. NATO pun menyerukan agar kedua pihak menahan diri. Namun, negara-negara seperti Rusia dan China justru menuduh Israel sebagai pemicu eskalasi lewat operasi "provokatif" di luar batas wilayahnya.

Sementara itu, PBB berencana mengadakan sidang darurat Dewan Keamanan, menyusul meningkatnya kekhawatiran akan konflik regional yang bisa meluas menjadi perang dunia terbatas.

Kondisi di Dalam Negeri Israel Memburuk

Ketegangan ini menambah tekanan politik terhadap pemerintahan Netanyahu, yang sebelumnya juga dilaporkan mengalami masalah kesehatan akibat keracunan makanan. Demonstrasi sipil semakin marak, dengan ribuan warga turun ke jalan menuntut perubahan kepemimpinan dan kebijakan luar negeri yang lebih damai.

Para analis menilai bahwa Israel saat ini menghadapi kondisi yang lebih kompleks dari sebelumnya. Di satu sisi, mereka harus mempertahankan kedaulatan nasional, namun di sisi lain, ketegangan diplomatik dan tekanan global bisa memaksa Tel Aviv untuk memilih opsi kompromi.

Apakah Akan Terjadi Perang Skala Penuh?

Hingga kini belum ada indikasi bahwa kedua negara akan memulai perang terbuka secara penuh. Namun banyak pengamat menilai bahwa jika serangan balasan terus berlanjut, eskalasi konflik besar tidak bisa dihindari.

Situs Garis Satu sebelumnya telah membahas kemungkinan Iran menolak gencatan senjata dan tidak mengakui keberadaan negara Israel, yang menjadi latar belakang ketegangan berkepanjangan ini.

Untuk saat ini, dunia hanya bisa berharap kedua belah pihak memilih jalur diplomatik. Namun dengan kondisi militer yang memanas dan provokasi yang terus terjadi, harapan itu tampaknya semakin menipis.


Ikuti terus berita konflik terbaru Timur Tengah hanya di Garis Satu. Kami hadirkan liputan aktual, terpercaya, dan cepat.

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال