garissatu — Otoritas keamanan Israel pada Selasa malam menangkap seorang wanita lanjut usia berusia 70 tahun yang diduga merencanakan pembunuhan terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menggunakan alat peledak rakitan. Insiden ini mengejutkan publik dan membuka diskusi baru mengenai ekstremisme domestik di negara tersebut.

Pasukan Israel menyisir rumah tersangka di Haifa setelah penemuan alat peledak buatan. (Foto: i.imgur.com)
Penangkapan terjadi di kota Haifa, wilayah utara Israel. Berdasarkan laporan dari media setempat, unit khusus antiterorisme melakukan penggerebekan setelah menerima laporan dari tetangga mengenai aktivitas mencurigakan dari wanita yang kemudian diidentifikasi sebagai Miriam G., seorang pensiunan guru sekolah dasar.
Setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh, aparat menemukan bahan peledak mentah, kabel penghubung, dan sebuah pemicu yang diyakini akan digunakan dalam upaya pembunuhan terhadap Netanyahu. Catatan tulisan tangan yang berisi detail lokasi dan waktu juga diamankan sebagai barang bukti.
Pihak kepolisian menyatakan bahwa Miriam mengaku memiliki dendam pribadi dan ideologis terhadap pemerintah Netanyahu. Ia menyebutkan bahwa kebijakan pemotongan bantuan lansia dan konflik berkepanjangan dengan Palestina membuatnya merasa terkhianati sebagai warga negara.
“Saya tidak tahan lagi melihat pemuda dibunuh, Gaza dibombardir, dan orang tua seperti saya dibiarkan kelaparan,” ungkap Miriam dalam pengakuannya menurut sumber kepolisian yang tidak disebutkan namanya.
Menurut informasi tambahan dari lembaga psikologis lokal, Miriam kemungkinan besar mengalami tekanan psikologis akibat kehilangan cucunya dalam salah satu serangan lintas perbatasan awal tahun ini.
Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa tindakan kekerasan dalam bentuk apapun tidak bisa diterima, apalagi jika ditujukan kepada pemimpin yang dipilih secara demokratis.
“Kami mengutuk upaya pembunuhan ini. Tidak ada tempat bagi kebencian dalam sistem demokrasi kita,” ujar juru bicara resmi kantor Netanyahu dalam pernyataan pers singkat.
Namun, hingga artikel ini diturunkan, Netanyahu sendiri belum memberikan pernyataan langsung kepada publik mengenai insiden tersebut.
Insiden ini memicu diskusi hangat di media sosial Israel. Beberapa warganet menyebut tindakan nenek tersebut sebagai “gila dan tidak berperikemanusiaan”, sementara yang lain menyuarakan empati atas rasa frustasi yang dirasakannya.
“Ini bukan tentang pembenaran, tapi kita harus jujur bahwa masyarakat sedang dalam kondisi tertekan secara mental dan sosial,” tulis akun X (dulu Twitter) bernama @IsraelLeftVoice.
Media oposisi seperti Haaretz juga mengkritik kebijakan pemerintah yang semakin represif terhadap kelompok sipil dan menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap institusi negara.
Saat ini Miriam telah resmi ditahan oleh otoritas Israel dan menjalani proses pemeriksaan psikologis mendalam. Pihak pengacara menyatakan bahwa kliennya menderita PTSD dan tidak dalam kondisi mental yang stabil saat menyusun rencana tersebut.
Jika dakwaan terbukti, Miriam bisa dijatuhi hukuman hingga 25 tahun penjara atas tuduhan percobaan pembunuhan terhadap pejabat negara dan kepemilikan bahan peledak ilegal.
Pakar keamanan domestik di Israel menyatakan bahwa kejadian ini mengingatkan kita akan ancaman dari dalam negeri yang kerap kali diabaikan. Profesor keamanan dalam negeri dari Universitas Tel Aviv, Shimon Galit, menyebut bahwa “radikalisasi tidak hanya berasal dari luar, tapi juga dalam hati masyarakat kita sendiri.”
Selama ini ekstremisme lebih sering dikaitkan dengan konflik Palestina-Israel, namun para ahli mulai mengamati munculnya ekstremisme sipil sebagai akibat dari tekanan ekonomi, politik, dan sosial yang berkepanjangan.
Kasus nenek 70 tahun yang mencoba membunuh pemimpin negaranya membuka mata dunia terhadap fakta bahwa keputusasaan bisa mendorong siapapun pada tindakan ekstrem. Peristiwa ini juga menjadi sinyal bagi pemerintah Israel untuk mengkaji ulang pendekatannya terhadap masyarakat, khususnya mereka yang rentan secara ekonomi dan mental.
garissatu akan terus memantau perkembangan penyelidikan dan menyajikan informasi terbaru langsung dari sumber terpercaya.