peran Hamas dalam konflik Palestina-Israel 2025, termasuk sejarah, ideologi, kekuatan militer, dan proses gencatan senjata terbaru di Jalur Gaza

Masjid al Aqsa, Gambar Pixabay
Hamas: Sejarah, Peran, dan Dinamika Terkini

Hamas: Sejarah, Peran, dan Dinamika Terkini

Diperbarui: Juli 2025

Apa Itu Hamas?

Hamas atau Harakat al-Muqawamah al-Islamiyah adalah organisasi Islamis yang beroperasi di wilayah Palestina, khususnya di Jalur Gaza. Didirikan pada tahun 1987 selama Intifada Pertama, Hamas memiliki dua peran utama: sebagai partai politik dan sebagai kelompok perlawanan bersenjata melalui sayap militernya, Brigade Izz ad-Din al-Qassam.

Sejarah Singkat Hamas

Hamas muncul dari gerakan Ikhwanul Muslimin di Palestina. Dalam dekade pertama, Hamas fokus pada pendidikan Islam, kegiatan sosial, dan perlawanan terhadap pendudukan Israel. Tahun 2006, Hamas memenangkan pemilu legislatif Palestina secara demokratis, menyebabkan ketegangan dan konflik politik dengan Fatah.

Sejak 2007, Hamas menguasai Jalur Gaza secara de facto, sementara Fatah tetap memegang kendali di Tepi Barat. Perpecahan politik ini masih berlangsung hingga kini.

Ideologi dan Tujuan Hamas

Hamas menganut ideologi Islamis dan nasionalis Palestina. Dalam piagam awal tahun 1988, Hamas menyerukan pembebasan seluruh wilayah Palestina dan tidak mengakui keberadaan negara Israel. Namun, dalam dokumen politik baru tahun 2017, Hamas menyatakan siap menerima negara Palestina di perbatasan 1967 sebagai solusi sementara, meskipun tidak secara resmi mengakui Israel.

Sayap Militer: Brigade Izz ad-Din al-Qassam

Sayap militer Hamas dikenal aktif melakukan perlawanan terhadap militer Israel. Aktivitasnya meliputi serangan roket, terowongan bawah tanah, hingga serangan terhadap personel militer Israel. Banyak negara Barat, termasuk Amerika Serikat dan Uni Eropa, mengklasifikasikan Hamas sebagai organisasi teroris. Sementara itu, negara seperti Iran dan Qatar mendukung Hamas secara politik dan logistik.

Gencatan Senjata Hamas dan Israel 2025

Pada Juli 2025, Hamas memberikan respons positif terhadap proposal gencatan senjata 60 hari yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat. Proposal ini mencakup:

  • Gencatan senjata penuh selama dua bulan
  • Pertukaran sandera dan jenazah
  • Pembukaan akses bantuan kemanusiaan ke Gaza
  • Negosiasi jangka panjang soal masa depan wilayah Gaza dan Tepi Barat

Meski belum final, kesepakatan ini dianggap sebagai peluang penting untuk mengurangi korban sipil dan membuka ruang diplomasi lebih lanjut.

Posisi Internasional terhadap Hamas

Negara/Blok Sikap Terhadap Hamas
Amerika Serikat Menetapkan Hamas sebagai organisasi teroris
Uni Eropa Melabeli Hamas sebagai organisasi teroris sejak 2003
Iran Pendukung utama Hamas secara militer dan finansial
Qatar & Turki Mendukung secara diplomatik dan logistik
Mesir Berperan sebagai mediator dalam konflik dan gencatan senjata

Kesimpulan

Hamas tetap menjadi aktor kunci dalam konflik Israel–Palestina. Perannya sebagai pemerintah di Gaza, organisasi militer, dan partai politik membuatnya kompleks dan kontroversial. Masa depan kawasan sangat bergantung pada apakah Hamas akan tetap menempuh jalur bersenjata, atau bertransformasi menjadi kekuatan politik penuh yang siap berdialog dalam proses perdamaian.

© 2025 Blog Politik Dunia | Artikel ini ditulis oleh tim riset geopolitik kami untuk edukasi dan wawasan netral.

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال