garissatu — Presiden Iran mengeluarkan pernyataan tegas pada Selasa malam, memperingatkan Israel bahwa Teheran siap menghadapi setiap bentuk tindakan militer dari Tel Aviv. Dalam pidatonya yang disiarkan televisi nasional, Presiden Iran menegaskan bahwa pasukan bersenjata negaranya memiliki kemampuan untuk menyerang jauh ke dalam wilayah Israel apabila konflik terus berlanjut atau meningkat secara signifikan.

Konteks Ketegangan Regional
Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel, terutama setelah beberapa bulan terakhir terjadi saling tuduh dan serangan drone di kawasan Suriah, Irak, dan wilayah perbatasan Lebanon. Iran menyatakan bahwa pihaknya tidak akan membiarkan pelanggaran kedaulatan atau upaya sabotase yang dilakukan oleh musuh-musuh regional maupun global tanpa respons tegas.
Presiden menegaskan, "Pasukan kami siap untuk merespons setiap gerakan, dan bila perlu, akan melakukan penyerangan ke jantung wilayah Israel." Ia juga memperingatkan bahwa setiap agresi akan memicu reaksi yang sangat serius dari militer Iran, termasuk penggunaan sistem rudal jarak jauh dan armada drone bersenjata.
Kesiapan Pasukan dan Strategi Iran
Iran selama bertahun-tahun telah membangun kemampuan pertahanan dan ofensif yang cukup signifikan. Menurut laporan dari Al Jazeera, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) telah memperluas jangkauan rudal balistiknya hingga lebih dari 2000 km. Hal ini memungkinkan Iran menjangkau berbagai target penting di dalam wilayah Israel.

Reaksi dari Israel dan Sekutu Barat
Israel belum memberikan tanggapan langsung terhadap pernyataan tersebut. Namun, pengamat keamanan menyatakan bahwa militer Israel dalam kondisi siaga penuh, mengingat meningkatnya aktivitas udara dan intelijen Iran di wilayah Timur Tengah. Pemerintah AS, sekutu utama Israel, juga menyatakan kekhawatirannya atas meningkatnya tensi antara dua negara tersebut.
Dalam laporan sebelumnya di garissatu, Komandan Militer Israel menyebut bahwa konflik di Gaza dan ancaman dari Iran merupakan kombinasi yang menekan kemampuan pertahanan Israel secara strategis.
Ancaman Global dan Diplomasi yang Mandek
Ketegangan ini juga memicu kekhawatiran dari PBB dan Uni Eropa. Mereka menyerukan agar kedua negara menahan diri dan membuka jalur dialog diplomatik. Namun, Iran menegaskan bahwa pihaknya tidak akan bernegosiasi di bawah ancaman atau tekanan militer.
Sementara itu, Rusia dan China yang memiliki hubungan ekonomi dan militer dengan Iran menyatakan bahwa stabilitas kawasan harus dijaga, dan menyarankan penyelesaian damai melalui forum internasional.
Pengaruh ke Kawasan dan Dunia Islam
Iran menyatakan bahwa dukungan dari negara-negara Muslim terhadap perjuangan Palestina merupakan salah satu alasan utama mereka siap melawan Israel. Menurut Presiden Iran, tindakan Israel yang terus memperluas permukiman dan menindas rakyat Palestina tidak hanya melanggar hukum internasional tetapi juga mencederai solidaritas umat Islam sedunia.
Analisis Keamanan dan Proyeksi Ke Depan
Analis pertahanan menilai bahwa pernyataan Presiden Iran tidak hanya sebagai retorika belaka, tetapi sebagai sinyal peringatan bahwa Iran benar-benar siap melakukan eskalasi militer bila merasa terancam secara langsung. Situasi ini berisiko memicu konflik regional yang lebih luas, termasuk kemungkinan keterlibatan negara-negara Teluk dan AS.
Para pengamat juga memperingatkan bahwa perang proksi di Lebanon dan Suriah bisa menjadi titik nyala dari perang terbuka antara Israel dan Iran. Jika tidak ditangani secara diplomatis, Timur Tengah bisa masuk ke dalam babak baru konflik besar.
Untuk berita terkait konflik regional lainnya, kunjungi rubrik Timur Tengah di garissatu.
Sumber: Reuters, Al Jazeera, garissatu.com