![]() |
Diambil oleh Tech Sgt. Cecilio Ricardo dari U.S. Air Force pada 2 Mei 2005 |
Garis Satu, Washington D.C. – Dalam langkah mengejutkan, mantan Presiden AS Donald Trump menandatangani Rancangan Undang-Undang Pertahanan Nasional yang sangat besar, hanya beberapa jam setelah pesawat pengebom siluman B-2 Spirit terlihat terbang di atas langit ibu kota. Tindakan ini menjadi sorotan nasional dan internasional karena dianggap sebagai sinyal kekuatan dan manuver politik berani.
Penerbangan B-2 Spirit: Simbol atau Ancaman?
Pagi harinya, warga Washington menyaksikan pesawat B-2 Spirit terbang rendah tanpa pemberitahuan resmi. Pesawat ini biasanya tidak digunakan dalam situasi non-tempur, sehingga banyak pihak menganggapnya sebagai sinyal politik dan militer. Pentagon membenarkan bahwa penerbangan itu bagian dari “demonstrasi kesiapsiagaan”.
Isi dan Skala RUU Pertahanan
Beberapa poin penting dalam RUU pertahanan yang ditandatangani Trump:
- Anggaran pertahanan mencapai $950 miliar, terbesar dalam sejarah AS.
- Pengembangan sistem senjata hipersonik dan teknologi siluman.
- Investasi dalam AI militer, pertahanan siber, dan drone otonom.
- Kenaikan gaji militer sebesar 10% dan tunjangan bagi veteran.
- Pembangunan pangkalan baru di kawasan Indo-Pasifik.
Trump dan Strategi "America First 2.0"
RUU ini juga bagian dari strategi “America First” baru yang diusung Trump menjelang pemilu. Kini, fokusnya bukan hanya pada ekonomi dan imigrasi, tetapi juga pada supremasi militer dan geopolitik global.
“Ini bukan soal perang, ini tentang perdamaian melalui kekuatan,” – Donald J. Trump
Mengapa B-2 Terbang Sebelum RUU?
Para analis mengaitkan penerbangan B-2 dengan pesan simbolik untuk memperkuat legitimasi RUU. Beberapa menyebutnya sebagai “manuver visual” untuk menegaskan kekuatan AS di mata publik dan dunia.
Respons Internasional
- Rusia: Menyebut aksi ini provokatif dan berjanji “tindakan balasan strategis.”
- Tiongkok: Melakukan latihan militer di Laut China Selatan sebagai respons tidak langsung.
- Iran: Menyebut AS sedang mencoba menciptakan ketegangan global baru.
- Sekutu AS: Seperti Jepang, Korea Selatan, dan NATO, menyambut positif dan menganggapnya sebagai komitmen keamanan AS.
Respons Domestik: Dukung dan Kritik
Dalam negeri, Trump mendapat dukungan kuat dari basis konservatif dan militer. Namun, oposisi Demokrat menyebut langkah ini berisiko memicu perlombaan senjata dan memperbesar utang negara.
Senator Elizabeth Warren menyebutnya “langkah politis untuk mendongkrak citra pemilu yang berbahaya dan tidak bijak.”
Dampak Terhadap Pemilu 2024
Banyak pengamat menyebut penandatanganan RUU ini sebagai bagian dari strategi kampanye Trump. Isu keamanan nasional kini menjadi salah satu pilar utamanya untuk memenangkan hati pemilih independen dan veteran.
Apakah Dunia Menuju Perang Dingin Baru?
Peningkatan belanja militer AS, Rusia, dan Tiongkok membuat sejumlah pengamat menyebut ini sebagai “Perang Dingin Jilid Dua”. Kini bukan hanya soal nuklir, tapi juga ruang angkasa, AI, dan dunia maya.
Kesimpulan
Penandatanganan RUU pertahanan terbesar oleh Trump setelah penerbangan B-2 Spirit adalah langkah penuh simbol dan strategi. Ini memperlihatkan bahwa kekuatan militer masih menjadi alat diplomasi paling efektif dalam dunia politik internasional. Namun, di balik itu semua, muncul pertanyaan besar: Apakah dunia akan menjadi lebih aman, atau justru lebih rapuh?
Penulis: Mumang – Garis Satu | Tanggal: 6 Juli 2025