![]() |
Ilustrasi Donald Trump menyuarakan kembali kebijakan proteksionisme dalam kampanye. (Foto: unplash) |
GarisSatu.com — Mantan Presiden AS Donald Trump kembali mencuri perhatian dunia dengan usulan kebijakan tarif impor sebesar 32 persen. Kebijakan ini akan diterapkan jika ia memenangkan kembali pemilu Presiden Amerika Serikat 2024.
Trump menyebut kebijakan ini sebagai bentuk perlindungan terhadap industri Amerika dari “perdagangan tidak adil” oleh negara-negara seperti Tiongkok dan Meksiko.
Proteksionisme dan Risiko Perang Dagang Global
Rencana tersebut langsung menimbulkan kekhawatiran akan terulangnya perang dagang yang sempat memicu ketegangan global pada masa kepemimpinan Trump sebelumnya. Negara-negara seperti Tiongkok, Kanada, dan Uni Eropa telah menyatakan keberatan dan bersiap mengambil langkah balasan jika tarif ini benar-benar diberlakukan.
“Kami akan kembalikan pekerjaan ke AS. Jika itu artinya tarif 32 persen, maka itu yang akan terjadi,” kata Trump di Ohio.
Dampak ke Indonesia dan Dunia
Kebijakan ini tidak hanya berdampak pada negara maju, tetapi juga negara berkembang termasuk Indonesia. Ekspor produk elektronik, tekstil, dan otomotif dari Asia Tenggara ke AS diprediksi akan terganggu. Ini bisa memperlambat pemulihan ekonomi pasca-pandemi.
Baca juga: Konflik Iran-Israel Bongkar Kelemahan Pertahanan Amerika
Dampak Tarif Impor 32% terhadap Negara Mitra Dagang
Negara | Produk Utama yang Terdampak | Potensi Dampak Ekonomi |
---|---|---|
Tiongkok | Elektronik, baja, komponen otomotif | Penurunan ekspor, ketegangan diplomatik |
Meksiko | Otomotif, makanan olahan, tekstil | Gangguan rantai pasok dan pengurangan investasi |
Kanada | Kayu, aluminium, produk energi | Penurunan ekspor dan hubungan perdagangan memburuk |
Indonesia | Tekstil, alas kaki, elektronik | Penurunan permintaan dan ekspor ke AS |
Uni Eropa | Mobil, mesin, produk farmasi | Retaliasi tarif dan ketegangan perdagangan |
Infografis: Rencana Tarif Impor Trump dan Dampaknya
Reaksi Pasar dan Pengusaha
Pasar saham langsung bereaksi negatif setelah pernyataan tersebut. Beberapa pengusaha AS yang sebelumnya mendukung Trump kini mulai mempertanyakan efek jangka panjang kebijakan proteksionisme terhadap harga barang dan daya beli masyarakat.
Kesimpulan
Apakah tarif 32 persen akan menjadi kenyataan masih harus dilihat. Namun satu hal jelas: dunia tengah bersiap menghadapi kemungkinan babak baru perang dagang global jika Trump kembali menjabat. Negara-negara mitra dagang AS, termasuk Indonesia, harus menyiapkan strategi alternatif.
Artikel ini disusun oleh tim Garis Satu untuk memberikan informasi terkini dan tajam mengenai geopolitik dan ekonomi dunia.
Penulis: Redaksi Garis Satu