Garis Satu - Suriah Balas Serangan Udara Israel, Dunia Arab Bersiap Hadapi Konflik Baru

Jet tempur F-16 milik Israel menembakkan rudal ke wilayah Suriah di tengah langit mendung dan medan berbukit.
Gambar ilustrasi menunjukkan jet tempur F-16 milik Angkatan Udara Israel saat meluncurkan rudal ke wilayah Suriah. Serangan udara ini meningkatkan ketegangan militer di kawasan Arab dan memicu respons keras dari pemerintah Damaskus

Ketegangan kembali membara di jantung Timur Tengah. Garis Satu melaporkan bahwa pasukan udara Israel melancarkan serangan ke beberapa titik strategis di Suriah, yang langsung direspons dengan tembakan rudal balasan. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran luas akan pecahnya perang regional di dunia Arab.

Israel Serang Suriah: Target Militer dan Infrastruktur

Militer Israel dilaporkan meluncurkan serangan udara ke sejumlah lokasi militer di Damaskus, Aleppo, dan Homs. Jet tempur Israel menargetkan pangkalan logistik yang diklaim digunakan oleh kelompok bersenjata yang didukung Iran. Serangan terjadi pada dini hari, ketika aktivitas militer Suriah minim dan pengawasan udara longgar.

Sejumlah laporan menyebutkan bahwa fasilitas radar dan gudang senjata turut dihancurkan. Namun, pemerintah Suriah segera merespons dengan menembakkan rudal ke arah Dataran Tinggi Golan, wilayah yang masih menjadi titik sengketa sejak Perang Enam Hari 1967.

“Kami sedang menghadapi agresi langsung dan tak akan tinggal diam,” tegas Kementerian Pertahanan Suriah dalam pernyataan resminya yang dikutip oleh Garis Satu.

Respons Dunia Arab: Siaga Militer Ditingkatkan

Negara-negara tetangga Suriah seperti Yordania, Lebanon, dan Irak segera meningkatkan status keamanan nasional mereka. Pengamat di wilayah tersebut mencatat peningkatan patroli perbatasan dan pengiriman pasukan cadangan ke titik-titik strategis.

Baca Juga: Inggris dan Jerman Tandatangani Perjanjian Bersejarah: Era Baru Kerja Sama Pertahanan dan Reformasi Pemilu Dimulai

Di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, pertemuan darurat Dewan Keamanan Regional digelar untuk membahas potensi dampak dari bentrokan ini terhadap stabilitas kawasan.

“Konflik ini bisa menjalar ke kawasan Teluk. Siaga penuh diberlakukan,” ujar seorang sumber diplomatik kepada Garis Satu di Riyadh.

Tabel Kronologi Eskalasi Suriah–Israel (2024–2025)

Tanggal Peristiwa
15 Des 2024 Israel luncurkan serangan drone ke gudang militer di Daraa, Suriah.
7 Jan 2025 Rudal antipesawat Suriah dilaporkan mencegat jet tempur di langit Golan.
2 Maret 2025 Konvoi Hizbullah dibom di perbatasan Lebanon–Suriah oleh jet tak dikenal.
20 Juni 2025 Iran mulai aktifkan pangkalan militer baru di timur Suriah.
17 Juli 2025 Israel lancarkan serangan ke Damaskus, dibalas rudal Suriah ke Golan.

Pernyataan Keras dari Damaskus

Presiden Suriah Bashar al-Assad secara langsung memimpin pertemuan Dewan Keamanan Nasional Suriah. Dalam pidato darurat, Assad mengatakan bahwa Israel telah melanggar kedaulatan negara dan menegaskan bahwa Suriah akan menggunakan “segala kekuatan militer yang tersedia” untuk mempertahankan tanah air.

Tak lama setelah pidato itu, konvoi rudal pertahanan darat-ke-udara terlihat dikirim ke sekitar Damaskus dan Latakia, memperkuat sistem pertahanan dari serangan lanjutan.

Reaksi Internasional: Barat dan Timur Terbelah

Rusia, sekutu lama Damaskus, dengan tegas mengecam serangan Israel. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, menyerukan diadakannya sidang darurat di Dewan Keamanan PBB untuk membahas pelanggaran hukum internasional oleh Tel Aviv.

Sebaliknya, Amerika Serikat menyatakan bahwa Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri. Juru bicara Gedung Putih mengatakan bahwa Israel merespons ancaman dari kelompok bersenjata yang memiliki hubungan dengan Iran, yang semakin aktif di Suriah.

Baca Juga: PBB Ingatkan Kebijakan Trump Bisa Bikin 6 Juta Orang Kena HIV

Apakah Perang Besar Tak Terhindarkan?

Garis Satu mewawancarai sejumlah analis geopolitik yang menyatakan bahwa eskalasi ini bisa berkembang menjadi konflik kawasan berskala penuh, terutama jika Hizbullah dan Iran turun langsung ke medan perang.

“Kondisi saat ini sangat rapuh. Jika salah satu pihak melakukan kesalahan strategis, konflik bisa menjalar ke Irak, Lebanon, bahkan Teluk Persia,” ujar Ahmed R. Khalil, pengamat dari Middle East Crisis Group.

Kesimpulan: Dunia Harus Bertindak

Garis Satu mencatat bahwa konflik antara Israel dan Suriah bukan sekadar bentrokan dua negara, melainkan potensi meledaknya perang regional yang bisa mengguncang stabilitas politik dan ekonomi global.

Diplomasi harus segera diberlakukan. Dunia internasional, terutama PBB dan negara-negara berpengaruh seperti China, Turki, dan Rusia, diharapkan dapat memediasi konflik ini sebelum terlambat.


Tagar

#GarisSatu #Suriah #Israel #KonflikTimurTengah #GeopolitikArab #BreakingNews #DamaskusDiserang

Ditulis oleh Tim Redaksi Garis Satu – Independen, Faktual, Aktual.

1 Comments

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال