garissatu — Ketika dunia meyakini bahwa Iran telah menghentikan pengembangan senjata nuklirnya, laporan terbaru justru membantah anggapan tersebut. Investigasi independen yang dilaporkan oleh beberapa media barat dan sumber intelijen mengungkap bahwa Republik Islam Iran masih aktif menjalankan aktivitas pengayaan uranium dan pengembangan rudal balistik jarak jauh secara diam-diam.

Fasilitas nuklir bawah tanah Iran yang disebut masih beroperasi aktif. Sumber: Imgur
Pengakuan Tak Terduga: Iran Masih Berambisi
Selama bertahun-tahun, dunia percaya bahwa kesepakatan nuklir Iran tahun 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) telah berhasil membatasi kapasitas nuklir Teheran. Namun, laporan dari Reuters menyebutkan bahwa Iran kini memiliki teknologi untuk memproduksi bahan bakar tingkat senjata dalam waktu singkat.
Seorang pejabat tinggi IAEA (Badan Energi Atom Internasional) bahkan menyebutkan bahwa inspeksi mendadak menemukan aktivitas pengayaan uranium tingkat tinggi di fasilitas bawah tanah Fordow. Level pengayaan ini melebihi batas yang ditentukan oleh perjanjian internasional.
Dunia Barat Terkecoh
Beberapa analis menyebutkan bahwa Iran sangat cermat dalam mengelabui pemantauan internasional, termasuk inspeksi dari IAEA dan pengawasan satelit. Aktivitas utama mereka difokuskan di situs rahasia yang sebelumnya tidak tercantum dalam perjanjian JCPOA.
“Kita sudah tidak lagi berbicara tentang apakah Iran akan memiliki senjata nuklir, tapi kapan mereka mengumumkan kepemilikannya,” ujar Michael Doran, pakar geopolitik dari Hudson Institute, seperti dikutip dalam wawancara di Hudson.org.
Reaksi Internasional
Amerika Serikat, yang sebelumnya menarik diri dari JCPOA di era Presiden Donald Trump, kembali memperingatkan bahwa opsi militer “tetap di meja” jika Iran terbukti membuat senjata nuklir. Israel juga mengeluarkan peringatan serupa, menyatakan bahwa mereka tidak akan ragu melakukan serangan pre-emptive ke fasilitas nuklir Iran.
Sementara itu, Rusia dan China justru memperkuat hubungan strategis dengan Iran, termasuk transfer teknologi dan bantuan logistik. Hal ini membuat respons dunia terhadap Iran semakin terbelah dan sulit dikendalikan.
Sinyal Bahaya dari Dalam Negeri Iran
Beberapa laporan internal yang diperoleh melalui pembocoran dokumen menyebutkan bahwa program nuklir Iran didukung penuh oleh militer dan Garda Revolusi. Penguatan infrastruktur bawah tanah, penambahan sentrifugal modern, dan pelatihan tenaga ahli nuklir menjadi prioritas utama.
Pernyataan dari pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei baru-baru ini juga mengindikasikan arah kebijakan yang semakin keras. “Iran akan melindungi kemerdekaannya dengan segala cara yang diperlukan,” ujarnya.
Imbas terhadap Timur Tengah
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran besar di kawasan Timur Tengah. Negara-negara Arab seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Mesir mulai mempertimbangkan opsi untuk memulai program nuklir sipil sebagai langkah antisipatif terhadap Iran.
Persaingan ini bisa memicu perlombaan senjata nuklir baru di Timur Tengah, yang sebelumnya telah mengalami banyak ketegangan karena konflik Suriah, perang Yaman, dan perselisihan antara Israel-Palestina.
Media Sosial dan Persepsi Publik
Berita tentang program nuklir Iran juga menyebar luas di media sosial. Banyak pengguna mengungkapkan kekhawatiran bahwa dunia sudah terlalu percaya pada retorika diplomatik Teheran. Di sisi lain, sebagian besar publik Iran menyambut kebijakan ini sebagai langkah menjaga martabat bangsa dan menghadapi tekanan luar negeri.
Beberapa analis berpendapat bahwa Iran menggunakan isu nuklir untuk memperkuat posisi tawar di panggung global, khususnya dalam negosiasi dengan Eropa dan Amerika Serikat.
Posisi Indonesia dan Kawasan ASEAN
Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri menyerukan agar semua pihak menunjukkan sikap damai dan mendorong kembalinya diplomasi. Dalam pernyataan resminya, Indonesia menekankan pentingnya NPT (Non-Proliferation Treaty) sebagai kerangka hukum utama.
ASEAN juga menyuarakan hal serupa dalam forum regional, menyerukan transparansi dan kerja sama internasional dalam mengawasi program nuklir di kawasan mana pun.
Kesimpulan
Dunia harus kembali membuka mata. Jika benar Iran masih melanjutkan pengembangan senjata nuklir, maka ancaman bagi perdamaian global sangat nyata. Perlu respons kolektif dan langkah diplomatik serta teknis dari komunitas internasional sebelum semuanya terlambat.
Untuk berita internasional lainnya, kunjungi halaman Internasional di garissatu.