
Banjir hebat merendam permukiman di Israel Utara setelah sebuah bendungan dihantam rudal. (Foto: i.imgur.com)
garissatu - Israel tengah menghadapi bencana alam tak terduga di tengah ketegangan kawasan. Serangan rudal dari Suriah pada Senin pagi menghantam salah satu bendungan utama di Israel Utara, memicu banjir ekstrem yang melanda sejumlah kota dan desa di sekitarnya.
Menurut laporan resmi, bendungan tersebut runtuh sebagian setelah terkena rudal balistik jarak menengah. Akibatnya, ribuan meter kubik air meluap secara tiba-tiba, menyapu rumah warga, kendaraan, dan infrastruktur penting lainnya.
Kerusakan dan Evakuasi Massal
Pemerintah Israel menyatakan sedikitnya 17 kota dan permukiman terdampak langsung. Otoritas Penanggulangan Bencana Israel melaporkan lebih dari 30.000 warga telah dievakuasi sejak pagi hari.
“Ini adalah bencana hidrologi terbesar yang kami alami dalam dua dekade terakhir,” ujar Brigadir Gilad Ronen, kepala unit tanggap darurat Israel. Jalan-jalan di kota Kiryat Shmona dan Metula terendam hingga ketinggian dua meter.
Kronologi Kejadian
Tanggal | Kejadian | Lokasi |
---|---|---|
22 Juli 2025, 02.15 | Rudal diluncurkan dari wilayah Suriah | Perbatasan Dataran Tinggi Golan |
22 Juli 2025, 02.20 | Bendungan El-Al terkena hantaman | Israel Utara |
22 Juli 2025, 04.00 | Banjir mulai merendam area pemukiman | Kiryat Shmona, Metula |
22 Juli 2025, 06.00 | Evakuasi massal oleh militer Israel | Wilayah perbatasan utara |
Tanggapan Pemerintah Israel
Perdana Menteri Israel dalam pernyataannya mengatakan serangan ini adalah “tindakan perang” yang dilakukan oleh Suriah dan mendesak masyarakat internasional untuk mengecam keras agresi tersebut. “Ini bukan hanya soal infrastruktur yang hancur, ini adalah serangan terhadap warga sipil,” ujarnya.
Kementerian Pertahanan Israel menyatakan pihaknya telah membalas serangan dengan menghancurkan tiga peluncur rudal di wilayah Suriah melalui serangan udara pada pukul 09.00 pagi waktu setempat.
Suriah Membantah
Sementara itu, pemerintah Suriah membantah telah meluncurkan rudal ke arah bendungan. Dalam laporan BBC News, juru bicara Kementerian Pertahanan Suriah menyebutkan bahwa pihaknya tidak menargetkan infrastruktur sipil dan menyalahkan “pihak ketiga” yang mencoba memprovokasi perang terbuka.
Reaksi Dunia Internasional
garissatu mencatat bahwa beberapa negara, termasuk Jerman dan Perancis, menyerukan agar kedua belah pihak menahan diri. Namun, Amerika Serikat menyatakan solidaritasnya terhadap Israel dan menyebut serangan terhadap bendungan sebagai "pelanggaran hukum perang internasional."
Sementara itu, PBB menyerukan pembentukan tim investigasi independen untuk menyelidiki kejadian tersebut dan meminta semua pihak menghormati hukum humaniter.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Banjir ini tidak hanya memakan korban secara fisik dan infrastruktur, tetapi juga berdampak pada ekonomi lokal. Ribuan hektar lahan pertanian rusak total. Sumber air minum utama untuk wilayah utara Israel juga tercemar lumpur dan material berbahaya lainnya.
Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan Israel, risiko penyakit menular seperti leptospirosis dan diare meningkat drastis akibat kondisi air yang tidak higienis.
Internal Link Terkait
Baca juga artikel terkait ketegangan regional terbaru: Presiden Iran Peringatkan Kesiapan Menghadapi Israel.
Kesimpulan
Serangan rudal terhadap bendungan di Israel Utara telah mengubah ketegangan militer menjadi bencana kemanusiaan. Dunia kini mengamati apakah peristiwa ini akan menjadi titik balik eskalasi perang regional, atau menjadi pemicu diplomasi global yang lebih aktif untuk menghindari bencana lebih besar di masa depan.