
Presiden Xi Jinping berbicara dalam forum diplomatik internasional saat mengumumkan undangan resmi bagi Donald Trump. (Foto: Xinhua)
GarisSatu.com — Presiden Tiongkok, Xi Jinping, secara resmi mengundang mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke Beijing. Ajakan ini disampaikan dalam konteks upaya meredam ketegangan geopolitik dan membuka jalur dialog luas antara Beijing dan pihak Republik Demokratik di Amerika Serikat.
Pernyataan Xi diumumkan di sela pertemuan tingkat tinggi Belt and Road Forum di Hangzhou pada Rabu lalu. Xi menekankan pentingnya hubungan AS–Tiongkok, meski keduanya tengah mengalami sikap saling curiga, terutama setelah masa kepemimpinan Trump yang kerap menerapkan tarif tinggi dan kebijakan restriktif terhadap China.
“Saya undang Presiden Trump untuk berkunjung ke Tiongkok. Mari kita manfaatkan kesempatan ini untuk membangun rasa saling pengertian dan stabilitas bilateral,” ujar Xi dalam pidatonya di forum tersebut.
Latar Belakang Politik & Ekonomi
Hubungan antara Tiongkok dan AS memasuki fase baru sejak Trump menjabat Presiden (2017–2021). Ia menerapkan tarif bea masuk tinggi kepada barang impor China, memicu perang dagang berkepanjangan. Ketegangan ini perlahan mencair saat pemerintahan Biden datang, meski hubungan tetap tegang, khususnya di bidang teknologi dan keamanan regional.
Undangan Xi terhadap Trump menandakan adanya sinyal politik penting: dua kekuatan besar dunia bisa kembali berdialog, walau tidak melalui jalur kenegaraan konvensional.
Reaksi Donald Trump
Hingga kini, Trump, melalui tim kampanye politiknya, merespons undangan tersebut dengan optimisme berhati-hati. Ia mengatakan akan mempertimbangkan "waktu dan tempat yang tepat", tanpa menjanjikan tanggal pasti.
Namun, Tweet Trump terbaru menyatakan bahwa dialog langsung "adalah hal positif" demi stabilitas global dan kepentingan ekonomi AS. Pernyataan ini diterjemahkan oleh pengamat sebagai pembukaan opsi diplomatik bagi Trump guna meningkatkan dukungan konservatif pro-perdagangan.
Analisis Diplomasi Xi
Pengamat hubungan internasional dari Chicago Council on Global Affairs, Dr. Linda Cheng, menilai langkah Xi sebagai taktik cerdas diplomatik. Ia berkata:
“Menawarkan kunjungan kepada Trump meningkatkan reputasi Xi sebagai pihak yang ingin berdialog, bukan konfrontasi. Ini mengurangi tekanan publik atas kebijakan keras sebelumnya.”
Dalam jangka panjang, Beijing mungkin berharap dapat mempengaruhi kondisi politik AS dari dalam, sekaligus membuka peluang perdagangan dan investasi baru jika Trump kembali berkuasa.

Mantan Presiden Trump menyampaikan pidato kampanye terbaru di Pennsylvania, menyentuh isu hubungan AS–Tiongkok. (Foto: AFP)
Tanggapan di Washington
Pembicara Gedung Putih, Maria Rivera, mengatakan bahwa AS menghormati undangan tersebut, namun hingga sekarang belum ada jadwal resmi. Sementara itu, anggota Kongres dari Partai Demokrat mengingatkan bahwa kunjungan Trump harus diawasi ketat, mengingat catatan kebijakan terdahulu yang dianggap merugikan kepentingan AS.
Isu Utama dalam Dialog Potensial
- Perdagangan & Tarif: Struktur tarif dan hambatan impor masih menjadi persoalan besar.
- Teknologi dan Keamanan Digital: Persaingan di bidang AI, 5G, serta pengawasan siber kemungkinan jadi fokus prioritas.
- Isu Taiwan & Laut Tiongkok Selatan: Stabilitas regional bisa berdampak luas jika dibahas dalam pertemuan tersebut.
Respon dari Dunia Internasional
Uni Eropa memberi tanggapan positif namun menahan diri agar tidak campur tangan. Jerman menyebut ajakan Xi sebagai langkah konstruktif. Sementara Moskow menganggap ini "bagian dari realpolitik".
Peluang & Risiko
Peluang: Jika kunjungan terlaksana, potensi kemajuan dialog dapat menawarkan stabilitas pasar global, sinyal positif bagi pemulihan ekonomi pascawabah, dan gerak maju bagi kerja sama teknologi.
Risiko: Presiden Trump dikenal sensitif terhadap opini domestik; kompromi apa pun bisa dikritik sebagai "lemah" oleh pihak konservatif. Di China, pula, keraguan publik terhadap Trump berjalan di tengah sentimen lokal yang semakin tersentuh oleh pidato Xi.
Will There Be a Visit?
Secara resmi, belum ada pernyataan dari tim Trump atau White House yang menjadwalkan kunjungan. Tapi simbolisme undangan Xi bisa membawa perubahan besar dalam narasi global: seberapa jauh dua pemimpin masa lalu dapat menciptakan lompatan diplomatik baru?
Tautan Terkait:
Kesimpulan:
Ajakan Xi Jinping kepada Donald Trump menjadi momentum penting dalam diplomasi global. Meski penuh risiko political branding, undangan ini adalah langkah berani untuk mengubah dinamika hubungan Tiongkok–AS, mengusung peluang perdamaian ekonomi dan politik—jika kedua pihak bergerak dengan hati-hati dan visi jangka panjang.